Abu Isma'il Muslim al-Atsari
Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. (Al-Baqarah: 150)
Sesunggahnya itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang orang masyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi tahutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Ali Imran: 175)
Dan hanya kepada-Kalah kamu harus takut. (Al-Baqarah: 40)
Seorang mukmin itu tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah,kecuali takut secara naluri (maka ini tidak terlarang), seperti seseorang yang takut terhadap ular, sebagaimana pernah terjadi pada Kaliimullah (Nabi yang diajak bicara oleh Allah, yaitu Nabi Musa),
Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (Thaahaa: 67)
Takut kepada Allah timbul karena puncak dorongan untuk mentaati-Nya dan takut terkena siksa/bencana apabila bermaksiat kepada-Nya adalah tauhid, iman dan ibadah, bahkan merupakan rukun ibadah yang besar dan termasuk amalan hati.
Takut Yang Benar
Takut kepada Allah yang sebenarnya dan yang terpuji adalah takut dari apa yang diharamkan oleh Allah dan melaksanakan perintah-perintah- Nya.
Rasulullah bersabda : Barangsiapa takut niscaya dia berangkat di waktu akhir malam, dan barangsiapa berangkat di waktu akhir malam niscaya dia mencapai tempat tujuan. Ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga.
Imam Ibnu Abil `Izzi al-Hana berkata:
"Seorang hamba wajib untuk takut dan berharap (kepada Allah), dan sesungguhnya takut yang terpuji dan yang sebenarnya adalah yang menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah. Apabila (takut) itu melewati batas, dikhawatirkan dia terjatuh pada sikap putus asa."
"Dan setiap orang, apabila engkau takut terhadapnya, niscaya engkau lari darinya, kecuali (takut) terhadap Allah Ta'ala, karena sesungguhnya apabila engkau takut terhadap-Nya, niscaya engkau lari kepada-Nya. Maka seseorang yang takut (kepada Allah) itu, dia lari dari Rabbnya menuju Rabbnya."
Dengan kata lain, takutnya seorang hamba kepada Allah itu tidak seperti takutnya Iblis/setan kepada Allah.
Mengapa? Karena takutnya setan/iblis kepada Allah tidak mendorongnya untuk tunduk dan taat kepada-Nya, melainkan membuatnya enggan dan sombong/takabbur untuk taat kepada-Nya.
Dan ketika setan menjadikan mereka (orang-orang kafir Quraisy-) memandang baik pekerjaan mereka, dan mengatakan:
"Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini dan sesungguhnya saya ini adalah
pelindungmu" . Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat sating lihat-melihat (berhadapan pada perang Badar-pen), setan itu balik ke belakang seraya berkata : "Sesungguhnya saya berlepas diri dari kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kalian tidak dapat melihat, sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Al- Anfal: 48)
(Bujukan orang-orang Manak itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: "Karlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kar, setan berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam." (Al- Hasyr: 16)
0 ulasan:
Catat Ulasan